JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 2 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT)

 

JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 2 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT)

 

JURNAL PRATIKUM

KIMIA ORGANIK II



 

DISUSUN OLEH :

 

Risa Novalina Ginting  (A1C118070)

 

DOSEN PENGAMPU :

 

Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 

JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020


 

I.      Judul                    : Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat

II.     Hari/Tanggal       : Rabu, 03 September 2019

III.    Tujuan                  : Adapun Tujuan dari Praktikum Kali ini adalah:

1.      Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organic yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya.

2.      Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan oksidator kuat.

3.      Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dengan kegunaannya.

IV.    Landasan Teori

Asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang mempunyai berat molekul rendah, berwujud padat dan warna putih dengan titik leleh 189ᵒC serta bentuk Kristal piramida seabik. Asam oksalatt akan mengurai menjadi asam formiat dan karbondioksida jika dipanaskan pada suhu diatas 175ᵒC. di laboratorium asam oksalat biasanya digunakan sebagai larutan standar pada titrasi. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pelapis besi. Asam oksalat dibuat melalui reaksi oksidasi dengan bahan baku gula pasir dan oksidator asam kuat (Tim kimia organic,2020).

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadiot. Asam karboksilat paling sederhana ini biasanya digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organic yang relative kuat 10.000 kali lebih kuat dari pada asam asetat. Dianionnya dikenal sebagai oksalat juga agen pereduktor. Asam oksalat terdistribusi secara luas dalambentuk garam potassium dan kalium yang terdapat pada daun, akar dan rhizome dari berbagai macam tanaman. Asam oksalat juga terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalambentuk garam kalsium yang merupakan senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat pada suhu 15,6 oC dan etil eter pada suhu 25 oC adalah 23,7 gram / 100 gram solvent dan 1,5 gr/ 100 gram solvent. Makanan yang banyak mengandung asam oksalat adalah cokelat, kopi, strawberry, kacang dan bayam. (Lehninger. 1984)

Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperature dimana terjadinya keadaansetimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer. Untuk mengukur titik leleh suatu senyawa dapat digunakan alat melthing point.  Prinsipnya, yaitu suatu zat bisa meleleh karena ikatan antar molekul terputus dimana putusnya molekul itu yangmemerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut. Semakin kuat ikatannya, maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatantersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya intermolekulernya, beberapa molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yanglebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih tinggi. Angka titik lelehdan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan, keakuratan pada thermometer yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya harus ditentukan untuk memastikan identitas dan kemurniannya. (Poedjiadi, Anna. 1994)

Asam oksalat disintesa untuk pertama kali  pada tahun 1776 oleh Schleele melalui oksidasi  gula dengan asam nitrat. Metode oksidasi dengan  asam nitrat juga telah dilakukan oleh beberapa  peneliti dengan berbagai bahan baku antara lain,  sintesis asam oksalat dari batang rami dengan  perolehan sebesar 25,4 % , dari biomassa tebu  diperoleh massa asam oksalat sebesar 4,606 gram , dari limbah sabut kelapa diperoleh massa  asam oksalat sebesar 13,826 gram , dari  sekam padi diperoleh yield sebesar 81 % dan dari  bahan baku padi diperoleh yield sebesar 79,9 % . Penelitian - penelitian terdahulu tersebut  menggunakan limbah yang mengandung selulosa  sebagai bahan baku pembuatan asam oksalat ( Ambarita, 2015, Vol. 4, No. 4).

Asam oksalat merupakan senyawa  dikarboksilat yang atom C nya masing- masing mengikat satu gugus hidroksil.  Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis  piramid, tidak berwarna dan transparan,  tidak berbau dan higroskopis. Asam oksalat  mudah teroksidasi total oleh pengaruh  panas yang tinggi sehingga terurai menjadi  CO2 dan asam formiat.  Asam oksalat dapat digunakan  sebagai bahan peledak, pembuatan zat  warna, krayon, industri lilin, tinta, bahan  kimia dalam fotografi serta untuk keperluan  analisis laboratorium. Pada industri logam,  asam oksalat dipakai sebagai bahan pelapis  yang melindungi logam dari korosif dan  pembersih untuk radiator otomotif, metal .  Pada bidang obat-obatan,  asam oksalat dapat dipakai sebagai  haemostatik dan anti septik luar  ( Febriaty, 2016, Vol. 5, N0. 4 ).

V.       Alat dan Bahan

5.1  Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah:

1.      Labu dasar datar 750ml

2.      Corong Buchner

3.      Corong gelas

4.      Gelas piala 500ml

5.      Kasa, kaki tiga Bunsen

6.      Penangas

7.      Gelas ukur

8.      Thermometer

9.      pengaduk

9.2  Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah:

1.      Gula pasir

2.      Asam nitrar pekat

3.      etanol

 

VI.    Prosedur Kerja

1.  Masukkan 5gr gula pasir ke dalam labu dasar datar berukuran 750ml.

2.  Tambahkan 25ml asam nitrat pekat.

3.  Panaskan diatas penangas air perlahan-lahan sampai mendidih.

4.  Bila sudah timbul uap coklat NO2, angkat labu datar tadi. Pindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, biarkan selama 15 menit.

5.  Tuangkan hasil reaksi ke dalam gelas piala berukuran 50ml, labu dicuci dengan 5 ml air dingin dan air cucian dimasukkan ke gelas piala yang lain.

6.   Tambahkan 5ml asam nitrat pekat, uapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 5 ml.

7.  Tambahkan 10ml air ke dalam larutan yang tinggal 5ml ini, kemudian di uapkan lagi sampai volume tinggal 5ml.

8.    Dinginkan larutan ini dalam air es, Kristal asam oksalat segera terbentuk.

9.    Saring Kristal asam oksalat yang tebentuk ini dengan corong Buchner.

10.  Kemudian direkristalisasi Kristal yang lebih murni.

11.  Saring, keringkan dan periksa titik lelehnya.

12.  Bila belum murni, maka murnikan lagi Kristal asam okslat ini dengan rekristalisasi kembali dengan air panas.

Berikut link video  pembuatan asam oksalat 

https://youtu.be/5NrL1MZVnlk


Permasalahan

1.      Mengapa pada saat asam nitrat dan gula dicampurkan dan kemudian dipanaskan mengeluarkan asap atau gas bewarna coklat?

2.      Setelah pemanasan asam nitrat dan glukosa,ditambahkan air maka terjadi perubahan warna dari coklat ke beening, mengapa demikian?

3.      Mengapa pada saat pembuatan asam oksalat perlu dilakukannya kristalisasi kembali? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi!


Komentar

  1. Baiklah saya Rizki Fitra Pratama (A1C118012) akan mencoba menjawab permasalahan no 1 dari saudari.
    Karena gula bereaksi dengan asam nitra.

    BalasHapus
  2. Susilawati (091) akan menjawab pertanyaan no 2.
    Larutan yang telah terisi campuran antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat pekat HNO3 yang menghasilkan larutan berwarna oranye kecoklatan diberikan perlakuan yaitu berupa pemanasan hingga mendidih, pemanasan tersebut akan menyebabkan terbentuknya atau timbul nya uap berwarna coklat yang merupakan gas NO2 (nitro).

    BalasHapus
  3. Saya Nadiya Qotrunnada Tohiri NIM A1C118073 ingin mencoba menjawab permasalahan ke 3.

    Bahwa pada saat pembuatan asam oksalat perlu dilakukannya kristalisasi kembali agar diperoleh asam okslat yang lebih murni.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 3 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT ( ASPIRIN) )