JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN )
JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN )
JURNAL PRATIKUM
KIMIA ORGANIK II
DISUSUN OLEH :
Risa Novalina Ginting (A1C118070)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I.
Judul : Uji Asam Amino dan Protein
II.
Hari/ Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu :
1.
Dapat
mempelajari kimia gugus asam dan guugs amina pada asam amino dan protein.
2.
Dapat
mengenal uji kimia yang membedakan asam amino dan protein.
3.
Dapat
membandingkan sifat-sifat golongan primer alami (protein) dengan monomernya
(asam amino).
4.
Dapat
mempelajari beberapa bahan pangan yang mengandung protein dan asam amino.
5.
Dapat
menentukan reaksi pada koagulasi protein.
6.
Dapat
menentukan reaksi protein denga logam berat.
IV.
Landasan Teori
Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O, dan N yang tidak dimiliki
oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang,
dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau
mikromolekul seperti lipid, polisakarida, dan mungkin fosfat. Protein
terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein, dan glikoprotein. Protein yang
diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, yang
pertama protein sederhana yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya
menghasilkan asam amino, dan kedua protein terkonjugasi yaitu protein yang
dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi juga menghasailkan
komponen organik ataupun komponen anorganik yang disebut “gugus prostetik” (Tim Kimia Organik II, 2020).
Asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan
satu sama lain dengan menggunakan kromatografi penukaran ion. Tiga macam
penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi.
Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam amino. Asam amino basa paling
kuat mengukat muatan negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan
penentuan asam amino apa saya yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan
relative asaam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap
asam amino (Ngili, 2011).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil
hidrolisis protein, baikmenggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini
diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam
amino maupun kuantitasmasing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara
asam-asam aminotersebut Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya
metode gravimetric,kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis.
Salah satu metode yang banyak memperoleh pengembangan ialah metode
kromatografi. Macam-macam kromatografi ialah kromatografi kertas, krometografi
lapis tipis dan kromatografi penukar ion (Poedjiadi, 1994).
Uji kualitatif
protein dapat dilakukan dengan metode biuret, dimana metode ini bertujuan untuk
mengetahui adanya ikatan peptide. Dalam hal ini, protein akan bereaksi dengan
NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan terbentuknya warna biru lembayung sampai
ungu. Sehingga uji ini akan memberikan hasil yang positif apabila terbentuknya larutan
berwarna biru lembayung sampai ungu (Bakhtra,2016).
V.
Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.
Tabung
reaksi
2.
Pipet
3.
Termometer
5.2 Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.
Albumin
5%
2.
HCl
pekat
3.
HNO3
pekat
4.
NaOH
pekat
5.
HCl
10%
6.
NaOH
10%
7.
CuSO4
10%
8.
AgNO3
1%
9.
Albumin
telur
10.
Asam
glutamat
11.
Kasein/gelatin
12.
NaNO2
5%
13.
HCl
5%
VI. Prosedur Kerja
6.1 Koagulasai Protein
1.
Sediakan
5 buah tabung reaksi, kemudian isi masing-masing tabung tersebut dengan 2 ml
larutan albumin 5%.
2.
Pada
tabung 1 panaskan perlahan dengan api kecil. Catat suhu pada saat protein mulai
berkoagulasi.
3.
Pada
tabung 2 tambahkan 4 ml etanol dan HCl pekat
4.
Tabung
3 tambahkan beberapa tetes HCl pekat.
5.
Pada
tabung 4 tambahkan beberapa tetes HNO3 pekat.
6.
Pada
tabung 5 tambahkan beberapa tetes NaOH pekat
7.
Amati
dan catat perubahan yang terjadi pada setiap tabung dan bedakan hasilnya satu
sama lain.
6.2 Pengendapan Protein dan Kation
1.
Sediakan
5 buah tabung reaksi, kemudian masukkan 5 ml air pada tabung 1.
2.
Pada
tabung 2 diisi dengan larutan albumin 5%.
3.
Pada
tabung 3 diisi dengan 5 ml dan 4 tetes HCl 10%.
4.
Pada
tabung 4 diisi dengan 5 ml larutan albumin 10% dan 4 tetes HCl 10%.
5.
Pada
tabung 5 diisi dengan 5 ml air dan 4 tetes NaOH 10%.
6.
Pada
tabung 6 diisi dengan 5 ml albumin 10% dan 4 tetes NaOH 10%.
7.
Ditambahkan
2 ml larutan CuSO4 10% kedalam setiap tabung.
8.
Amati
dan catat setiap perubahan yang terjadi pada setiap tabung.
6.3Pengaruh Logam Berat pada Protein dan Larutan Asam
Amino
1.
Campurkan
beberapa tetes larutan AgNO3 1% dengan 1 ml bagian dari albumin telur, gelatin,
dan larutan asam glutamat pada tabung berbeda.
2.
Catat
dan amati perubahan yang terjadi.
6.4 Reaksi Warna Biuret untuk Protein
1.
Masukkan
1 ml larutan albumin 5% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml larutan NaOH
10%.
2.
Tambahkan
1 tetes larutan CuSO4 1%.
3.
Amati
dan catat warna yang terbentuk
6.5 Reaksi Xanthoproteat dengan Protein
1.
Masukkan
sejumlah kecil serbuk kasein atau gelatin ke dalam tabung reaksi
2.
Tambahkan
1 ml HNO3 pekat, kemudian panaskan perlahan
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
Berikut adalah link video percobaan :
Permasalahan :
1. Apa fungsi larutan AgNO3 1% pada
percobaan pengaruh logam berat pada protein dan larutan asam amino?
2. Bagaimana pengaruh logam berat pada
protein dan asam amino?
3. Pada reaksi warna biuret, apa tujuan
ditambahkannya NaOH 10% pada larutan albumin tersebut?

Saya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 3. Tujuan ditambahkan NaOH 10% pada uji biuret yaitu untuk membuat suasana larutan menjadi basa dan untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu.
BalasHapusSaya Erik Surya Kurniawan NIM A1C118027 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Pengaruh logam berat terhadap protein ialah akan menaikan pH diatas titik iso listrik sehingga nantinya protein akan mengendap dan terjadi perubahan warna.
BalasHapusSaya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 1 yaitu Kerja utama dari logam adalah menghambat enzim dengan cara berinteraksi dengan gugus SH enzim. Hal ini dapat menurunkan aktivitas enzim pada saat penambahan ion logam Ag+ dalam bentuk senyawa AgNO3.
BalasHapus