LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN )
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (PERCOBAAN 12 UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN )
LAPORAN PRATIKUM
KIMIA ORGANIK II
DISUSUN OLEH :
Risa Novalina Ginting (A1C118070)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
|
NO. |
PERLAKUAN |
TUJUAN |
HASIL |
|
1. |
Disiapkan 4 tabung. Tabung 1 = fenilalanin, tabung 2 = alanin , tabung
3 = susu , tabung 4 = albumin |
Untuk dilakukan uji biuret |
Tabung 1,2,4 = tidak berwarna. Tabung 3 = putih |
|
2. |
Di tetesin dengan biuret |
- |
|
|
3. |
Lalu di homogenkan |
Agar terbentuknya warna hasil uji biuret |
Tabung 1 dan 2= tidak berwarna Tabung 3 dan 4 = berwarna ungu |
|
4. |
Dilakukan pemanasan dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas
kimia yang terdapat air yang dipanaskan |
Untuk mempercepat laju reaksi |
Tabung 3 = berwarna coklat muda Tabung 4 = berwarna coklat tua bagian atas , berwarna bening bagian
bawah |
VIII. Pembahasan
Protein adalah
sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpur belerang, da nada
jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein
terkonjugasu yang dikenal antara lain nucleoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein, dan glikoprotein. Protein yang
diperlukan organisme dapat diklasifikasikan dua golongan utama, ialah pertama :
protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan
asam amino, dan kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis
tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi juga menghasilkan komponen organic
ataupun komponen anorganik yang disebut gugus prosthetic.
Pada percobaan
ini, kami menganalisis video percobaan uji protein dan asam amino dengan
menggunakan uji biuret. Dimana, pereaksi biuret ini merupakan campuran larutan
natrium hidroksida (NaOH) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4). Dalam uji protein
dan asam amino ini, dilakukan uji pada beberapa bahan, yaitu fenilalanin,
alanine, susu dan albumin. Adapun hal pertama yang dilakukan yaitu disiapkan 4
tabung reaksi dimana tabung 1 yaitu fenilalanin, tabung 2 alanin , tabung 3
susu dan tabung 4 albumin. Adapun mula mula pada tabung 1, 2 dan 4 larutan
tidak berwarna sedangkan pada tabung 3 berwarna putih. Tahap selanjutnya, masing-masing tabung
tersebut diteteskan dengan reagen biuret. Dimana reagen ini berfungsi untuk
menunjukkan adanya kandungan protein dalam suatu sampel. Setelah ditambahkan,
dilakukan penghomogenan pada masing-masing tabung reaksi untuk melihat
perubahan warna yang terjadi pada setiap tabung. Adapun hasil yang didapatkan
yaitu tabung 1 dan 2 larutan tidak
berwarna sedangkan pada Tabung 3dan 4 dihasilkan larutan berwarna ungu. Setelah
itu, dilakukan proses pemanasan dengan dimasukan tabung 3 dan 4 ke dalam gelas
kimia yang terdapat air yang dipanaskan. Adapunn tujuan dilakukannya pemanasan
ini yaitu untuk mempercepat laju reaksi pada tabung sehingga mempercepat
perubahan yang terjadi. Setelah dilakukan pemanasan didapatkan hasil tabung 3 larutannya berwarna coklat muda
sedangkan tabung 4 berwarna coklat tua bagian atas , berwarna bening bagian
bawah. Menurut literature, uji biuret digunakan untuk uji protein albumin,
karena uji ini dapat mendeteksi adanya ikatan peptide yang diperoleh hasil
reaksi berupa warna ungu pada larutan yang menunjukkan adanya protein.
Sehingga, uji biuret ini tidak memberikan perubahan warna pada tabung 1 dan ke
2. Berdasarkan hasil analisis video dengan uji biuret terlihat bahwa pada
sampel tabung 3 dan tabung 4 terjadi perubahan warna menjadi ungu. Hal ini
terjadi karena ion Cu2+ (dari pereaksi Biuret) dalam suasana basa bereaksi
dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu (violet).
IX. Pertanyaan Pasca
1. Pada tabung 3 dan 4 terjadi perubahan
warna larutan menjadi warna ungu, sedangkan pada tabung 1 dan 2 tidak terjadi
perubahan warna, jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi?
2. Apakah pemanasan yang dilakukan mempengaruhi
hasil yang didapatkan?
3. Apa pengaruhnya pada percobaan ini reagen
biuret yang sudah berbentuk reagen dengan yang masih berbentuk komponen-komponen
CuSO4 dan NaOH ?
X. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Apabila pada protein terjadi denaturasi maka menimbulkan berkurangnya kelarutan protein dalam air.
2. Uji biuret digunakan untuk menunjukkan
adanya ikatan peptide pada larutan protein yang memberikan hasil positif
apabila dihasilkan larutaan berwarna ungu
3. Protein dapat menggumpal akibat
terjadinya proses koagulasi protein yang merupakan proses penggumpalan.
4. Reaksi pengendapan protein dengan logam
berat bersifat reversibl
5. Denaturasi protein dapat terjadi
dipengaruhi beberapa faktor, seperti adanya pengaruh logam berat.
XI. Daftar Pustaka
Bakhtra,dkk.2016. Penetapan Kadar Protein dalam Telur Unggas
melalui Analisis Nitrogen menggunakan Metode Kjeldahl. Jurnal Farmasi Higea.
Vol 8 (2).Padang:Universitas Andalas.
Ngili.2011.
Kimia Organik .Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi,
A., 1994, Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Tim Kimia Organik II. 2020. Penuntun
Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Nely Frisca (A1C118036) akan menjawab permasalahan nomor 1. Tabung 1 berisi fenilanlanin, tabung 2 berisi alanin, tabung 3 berisi susu dan tabung 4 berisi albumin. Tabung 1 dan 2 tidak terjadi perubahan warna pada uji biuret dikarenakan fenilalanin dan alanin tidak memiliki ikatan peptida. Sedangkan tahung 3 dan 4 berubah warna menjadi ungu disebabkan susu dan albumin memiliki ikatan peptida. Reagen biuret akan bereaksi dengan ikatan peptida membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
BalasHapusSaya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 2 menurut saya ya karna pemanasan ini dilakukan agar terjadi reaksi yang sangat cepat
BalasHapusSaya Erik Surya Kurniawan NIM A1C118027 akan menjawab pertanyaan nomor 3. Pengaruhnya ialah jika masih berbentuk senyawa terpisah ion Cu akan sulit untuk bereaksi dengan ikatan polipeptida pada protein sehingga ada baiknya yang digunakan ialah yang telah berupa campuran CuSO4 dan NaOH.
BalasHapus